BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Berdasarkan
perjalanan sejarah tercatat bahwa umat islam sejak adab XVII berada dalam masa
kemunduran. Dimasa ini kekuatan militer dan politik umat Islam menurun. Di
samping itu, para penguasa di negara-negara Islam dalam menjalankan roda
pemerintahannya cenderung pada absolution ‘’King
never does wrong’’, mereka memerintah sekendak hati, korup dan sangat
membenci demokrasi.
Situasi
diperpuruk lagi oleh penetrasi Barat, terutama Inggris dan Perancis ke dunia
Islam. Cengkraman dan campur tangan Barat terhadap negara-negara Islam kian
hari bertambah kuat. Pada tahun 1789 M., Napoleon menduduki Mesir, sebagai
salah satu pusat Islam yang terpenting.
Jatuhnya
pusat Islam ini ke tangan Barat, menginsafkan dunia Islam akan kelemahannya dan
menyadarkan umat Islam bahwa Barat telah tumbuh peradaban yang lebih tinggi
dari peradaban Islam dan yang merupakan ancaman bagi hidup Islam sendiri. [1]
Kondisi
dunia Islam sangat memprihatinkan ini menggugah para raja dan pemuka-pemuka
Islam untuk berpikir dan mencari solusi untuk mengembalikan kekuatan Islam.
Pada masa klasik Islam sedang berada pada puncak kejayaan dan Barat dalam masa
kegelapan, namun sekarang Islam dalam kondisi sebaliknya.
Maka
untuk mencapai kekuatan yang setara dalam berbagai bidang kehidupan, Islam
harus belajar dari Barat. Sebagaimana dulu Barat belajar dari Islam. Untuk
merespon kondisi yang menyedihkan maka timbullah pemikuran-pemikiran dan
pembaharuan di dunia Islam.
Nah,
dari makalah yang saya buat ini kita akan mempelajari dua Tokoh cendikiawan
yang peduli pada pemikiran dan pembaharuan guna memajukan kembali umat Islam,
yaitu : Muhammad Ali Pasya dan Jamaluddin Al-Afghani.
Mereka
seorang pemimpin politik dalam pembaharuan di dunia Islam pada masanya.
Sebenarnya siapakah tokoh dari pembaharuan Islam ini ? Usaha apakah yang mereka
lakukan dalam pembaharuan di dunia Islam? Ide-ide apa saja yang mereka lakukan
untuk pembaharuan di dunia Islam ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Muhammad
Ali Pasya
Muhammad
Ali Pasya adalah tokoh pembaharuan di mesir yang dilahirkan pada bulan Januari 1765 di Kavala Albania Yunani dekat pantai
Macedonia dan meninggal di Mesir pada tahun 1849.
Sejak
kecil ia harus bekerja membantu orang tuanya, sehingga ia tidak mendapatkan
pendidikan yang layak dan baik. Sebelum memasuki dinas militer, Muhammad Ali
pernah menjadi pedagang rokok, kemudian menjadi pegawai rendah di kantor pajak.[2]
Setelah
memasuki dinas militer, ia menunjukan kecakapan , keberanian yang luar biasa
sehingga pangkatnya cepat naik menjadi kolonel. Karena itulah ia dipercaya oleh
Sultan Turki Utsmani untuk memagku jabatan panglima pendudukan Prancis.
Dan
akhirnya ia beserta pasukannya berhasil mengusir tentara pendudukan Prancis
dari Mesir pada tahun 1801 M. [3]Pada
tahun 1805 M. Rakyat Mesir memilih dan mengangkat Muhammad Ali sebagai Gubernur
Mesir.
Ketika
pergi ke Mesir ia mempunyai kedudukan wakil perwira yang memimpin pasukan yang
dikirim dari daerahnya. Setelah tentara prancis keluar dari Mesir di tahun
1801. Muhammad Ali turut memainkan peran penting dalam politik.
Mesir
mulai mengalami ketenangan politik, khususnya setelah Muhammad Ali membantai
sisa-sisa petinggi Mamluk pada tahun 1811, menurut cerita dari 470 kaum mamluk
hanya seorang yang dapat melepaskan diri dengan melompat dari pagar istana
kejurang yang ada di bukit Mukattan, kudanya mati tetapi ia selamat dengan
pergi lari.
Kaum
mamluk yang ada diluar Kairo kemudian diburu, mana yang dapat dibunuh dan
sebagian kecil dapat melarikan diri ke Sudan pada akhirnya tahun 1811, kekuatan
kaum mamluk di mesir telah habis.
Untuk
memajukan Mesir, Muhammad Ali melakukan pembenahan ekonomi dan militer. Atas
saran para penasihatnya, ia juga melakukan program pengiriman tentara untuk
belajar di Eropa.
Pemerinthan
Muhammad Ali pasya menandai permulan diferensiasi yang sebenarnya antara
struktur politik dan ke agamaan di Mesir.
Keputusan-keputusan
dan program-programnya ternyata sebagian besar telah menentukan jalannya
sekulerisasi yang berlangsung selama satu setengah abad di Mesir.
Muhammad
Ali berkuasa penuh. Ia telah menjadi wakil Sultan dengan resmi di Mesir dan
rakyat sendiri tidak mempunyai organisasi dan kekuatan untuk menentang
kekuasannya, ia pun bertindak sebagai diktator.
Ia
diberikan kepercayaan sebagai pemimpin militer pada era Turki Utsmani dan
menjadi seorang pemimpin tersohor kebanggaan negara Mesir, terutama dalam
merevolusi negara tersebut menjadi sebuah
negara industri dan modern. Bahkan, orang Mesir sendiri mengenalnya sebagai
seorang pahlawan.
Walaupun
tidak dilahirkan di Mesir dan tidak berbahasa Arab, namun keinginannya untuk
membangun dan meningkatkan sumber penghasilan ekonomi bagi negara Mesir sangat
besar. Inisiatif, visi dan semangat yang dimilikinya tak mampu menandingi
pahlawan-pahlawan lain yang sezaman dengannya
Dialah
pendiri dinasti Mesir yang keturunannya memerintah Mesir sampai tahun 1952. dia
muncul di Mesir tahun 1799 sebagai salah seorang diantara 300 orang anggota
pasukan yang dikirim Albania atas perintah Sultan Utsmani untuk mengusir
Perancis.
Pada
awalnya ia berkedudukan sebagai penasehat komandan pasukan Albania, karena
kecakapannya dalam memimpin maka ia diangkat menjadi komandan penuh. Setelah
berhasil mengusir Napoleon dari Mesir, ia di angkat menjadi jendral tahun 1801.
Pada bulan Nopember 1805 ia menjadi penguasa
di Mesir dan bulan April 1806 ia di angkat menjadi Wali Negara Mesir dengan
gelar Pasya.Setelah menduduki puncak kekuasaan di mesir, ia pun mulai
memusnahkan pihak-pihak yang mungkin akan menentang kekuasaannya terutama kaum
Mamluk.
Keberhasilan
Muhammad Ali mengambil kekuasaan di Mesir tampaknya ditompang dari beberapa
faktor, yaitu : Muhammad Ali mendapat dukungan dari rakyat Mesir. Dukungan ini
ia peroleh karena rakyat Mesir menaruh rasa benci terhadap kaum Mamluk.
Kebencian
mereka sebenarnya cukup beralasan, karena ketika kaum Mamluk berkuasa di Mesir,
yang secara de facto sampai tahun
1798 M mereka telah melakukan pemungutan pajak secara kekerasan dan bahkan
sering kali disertai dengan tabiat mereka yang kasar.
Dan
keberhasilan pengambilalihan kekuasaan ialah karena pasukan yang dipimpinnya
terdiri dari orang-orang Albania, [4]
bukan orang-orang turki, yang memiliki disiplin dan ketaatan yang tinggi serta
mendapatkan latihan yang baik dari seorang kolonel tentara Prancis yang masuk
Islam.
B.
Pembaharuan
Muhammad Ali
1.
Bidang
Militer
Jatuhnya
Mesir ke tangan Napoleon Bonaparte menyadarkan Muhammad Ali Pasha. Ia melihat
kemajuan yang dicapai negara-negara Barat, terutama Perancis, begitu hebat.
Kemajuan dalam teknologi peperangan membuat Perancis dengan mudah menguasai
Mesir (1798-1802 M).
Setelah
Perancis dapat diusir Inggris pada tahun 1802 M, Muhammad Ali Pasha mengundang
Save, seorang perwira tinggi Perancis untuk melatih tentara Mesir.Sama hanya
dengan raja-raja Islam lainnya, Ali Pasha juga mementingkan hal-hal yang
berkaitan dengan kemeliteran, karena ia yakin bahwa kekuasaanyan dapat
dipertahankan dan diperbesar dengan kekuatan militer.
Muhammad
Ali Pasha juga mengundang para ahli militer barat untuk melatih angkatan
bersenjata Mesir dan juga mengirim misi ke luar negeri (Eropa) guna mempelajari
ilmu kemiliteran. Pada tahun 1815 M untuk pertama kalinya Mesir mendirikan
Sekolah Militer yang sebagian besar instrukturnya didatangkan dari Eropa.
Tidak
hanya itu, namun ia juga banyak mengimpor persenjataan buatan Eropa seperti
buatan Jerman atau Inggris. Terinspirasi oleh pelatihan militer bangsa Eropa,
Muhammad Ali kemudian melatih bala tentaranya berdasarkan “ Nidzam al-Jadid “
atau bisa disebut dengan peraturan baru.
Ia
mengatur tentara-tentara Mesir dan mulai memperkuatkannya dengan menjadikan
para petani luar daerah untuk mengikuti wajib militer. Upaya itu ternyata cukup
berhasil untuk menjadikan kekuatan militer Mesir semakin berkembang.
2.
Bidang
Ekonomi dan Sosial
Muhammad
Ali Pasha sangat memahami bahwa di belakang kekuatan militer mesti harus ada
kekuatan ekonomi yang sanggup membelanjai pembaharuan di bidang militer dan
bidang-bidang yang bersangkutan dengan militer.
Jadi
dua hal yang penting baginya, kemajuan ekonomi dan kekuatan militer, dan dua
hal ini menghendaki pengetahuan atau ilmu-ilmu modern.
Salah
satu dampak perkembangan ekonomi tersebut adalah ekspor kapas ke negara Eropa.
Hal itu sangat menguntungkan, karena adanya angsuran terhadap para petugas
administrasi yang dijadikan sebagai salah satu titik poin keuntungan bagi
Mesir. Selain itu wisatawan asing juga turut menyumbangkan pendapatan bagi
devisa negara.
Pengambil
alihan pemilikan tanah oleh negara dan hasilnya dipergunakan untuk kepentingan
pembangunan negara. Harta kaum Mamluk yang telah dimusnahkannya dirampas,
demikian pula dengan harta-harta orang kaya di Mesir berada di bawah
kekuasaannya.
Untuk
meningkatkan perkembangan ekonomi Muhammad Ali Pasha juga membangun sistem
irigasi, sehingga hasil pertanian menjadi lebih baik. Karena Mesir adalah
negara pertanian, di samping memperbaiki irigasi lama ia juga mengandalkan
irigasin baru, memasukkan penanaman kapas dari India dan Sudan dan mendatangkan
ahli pertanian dari Eropa untuk memimpin pertanian.
Dalam
tatanan sosial Muhammad Ali Pasha mengubah pengaturan administrasi bagi
penduduk desa dan kota dengan sistem yang lebih modern. Pembangunan prasarana
masyarakat umum mulia digalakkan, seperti pembangunan Rumah Sakit, sekaligus
mendatangkan beberapa dokter spesialis untuk menangani problematika penduduk
setempat. Hal itu tidak lain adalah sebagai bentuk kekhawatiran Ali Pasha
terhadap kesejahteraan penduduk desa yang mengikuti wajib militer.
3.
Bidang
Pendidikan
Dalam
bidang pendidikan walaupun ia buta huruf, namun ia menaruh perhatian besar pada
perkembangan ilmu. Hal ini terbukti dengan dibentuknya kementrian pendidikan.
Setelah itu didirikan Sekolah Militer tahun 1815 M, Sekolah Teknik tahun 1816
M, Sekolah Kedokteran tahun 1827 M, Sekolah Pertanian dan Apoteker tahun 1829
M, Sekolah Pertambangan tahun 1834 M dan Sekolah Penerjemah tahun 1839 M.
Dengan
didirikannya sarana pendidikan seperti di atas tidak berarti semua persoalan
sudah selesai. Tetapi muncul persoalan, bagaimana cara menarik minat calon
pelajar memasuki sekolah-sekolah yang ada, terutama non militer. Pada tahap
awal mereka tidak hanya dibebaskan membayar uang sekolah, tapi juga diberi uang
saku sekadarnya.
Lebih
dari itu, setelah mereka lulus, diberi kesempatan menjadi pegawai pemerintah. [5]Selain
itu, ia juga banyak mengirim pelajar ke Perancis untuk belajar pengetahuan
berupa sains dan teknologi Barat di Perancis.
Menurut
catatan sejarah ia mengirim 311 pelajar Mesir ke Italia, Perancis, Inggris dan
Austria dengan mengambil disiplin keilmuan yang beragam seperti kemiliteran,
ilmu administrasi, arsitek, kedokteran dan obat-obatan.
Selain
mendirikan beberapa sekolah dan mengirim pelajar ke luar ia juga melakukan
penerjemahan buku-buku terbitan Eropa
dalam skala yang besar. Di samping mendelegasikan pelajar Mesir ke Eropa ia
juga mendatangkan guru-guru agung Eropa untuk mengajar di sekolah-sekolah yang
telah ia bangun.
Muhammad
Ali juga menerbitkan majalah berbahasa Arab pertama kalinya yang diterbitkan
tahun 1828 M, ia menamainya dengan majalah " al-Waqa'i al-Mishriyah"
(Berita Mesir). Majalah ini digunakan rezim Muhammad Ali sebagai organ resmi
pemerintah.
Inilah
pembahasan singkat mengenai Muhammad Ali pasha, begitu banyak peninggalan
termegah Muhammad Ali yang bisa kita lihat di perbukitan Jabal Muqatam, ia
dengan mengerahkan desainer Yunani bernama Yusuf Bushnak akhirnya berhasil
membuat Masjid indah dengan corak menara Turki yang berwarna putih perak.
Jika
kita amati, masjid ini terbuat dari bahan marmer yang menawan, maka tidak heran
jika mayoritas penduduk Mesir menamainnya sebagai masjid Alabaster. Di dalam
masjid inilah jasad Muhammad Ali
dikuburkan, meskipun ia meninggal di Alexandria.
Jasa
lain Muhammad Ali adalah melakukan renovasi benteng Sholahuddin yang dibangun
pertama kali oleh pahlawan Perang Salib muslim, Sholahuddin al-Ayyubi. Dalam
hal ini, ia banyak melakukan perbaikan tembok-tembok yang sudah runtuh baik
yang berada didalam maupun diluar.
Kemudian,
ia juga membangun sebuah istana keluarga yang dapat kita nikmati jika kita
melewati Babal-Qullah. Pada tahun 1949 istana ini dijadikan museum oleh Raja
Faruq.Dalam sejarahnya Mesir dibagi menjadi dua bagian; Kuno dan Modern. Dengan
peradabannya yang telah dimulai sejak 7000 tahun yang silam, ia termasuk salah
satu diantara negara yang menempati urutan papan atas, tujuan wisata dunia.
Maka
tidak heran jika setiap jengkal tanahnya yang kita pijak merupakan saksi
sejarah yang memberikan cerita sendiri. Begitulah kira-kira diskripsi
sejarahnya. Muhammad Ali Pasha yang dianggap sebagai pendiri Mesir Modern,
kekuasaannya saat itu meliputi Sudan dan Syiria. Bahkan pasukannya pun ikut
berperang bersama ke Sultanan Usmani di Yunani, Asia Kecil, hingga ke Eropa
Timur.
C.
Jamaluddin
Al-Afghani
Jamaluddin
Al-Afghani adalah seorang pemimpin pembaharuan dalam Islam yang tempat tinggal
dan aktivitasnya berpindah dari satu negara Islam ke negara Islam lain.
Pengaruh terbesar ditinggalkannya kalau uraian mengenai pemikiran dan
aktivitasnya dimasukkan ke dalam bagian tentang pembaharuan di Mesir.
Jamaluddin
Al-Afghani lahir di Afghanistan pada tahun 1839 dan meninggal dunia di Istambul
di tahun 1897. Di tahun 1864 ia menajdi penasehat Sher Ali Khan. Beberapa tahun
kemudian ia diangkat oleh Muhammad A’zam Khan menjadi Perdana Menteri.
Pada
itu Inggris telah mulai mencampuri soal politik dalam negeri Afghanistan dan
dalam pergolokan yang terjadi Al-Afghani memilih pihak yang melawan golongan
yang disokong Inggris. Pihak pertama kalah dan Al-Afghani merasa lebih aman
meninggalkan tanah tempat lahirnya dan pergi ke India di tahun 1869.
Di
India ia juga merasa tidak bebas bergerak karena negara ini telah jatuh ke
bawah kekuasaan Inggris, dan oleh karena itu ia pindah ke Mesir di tahun 1871.
Ia menetap di Cairo dan pada mulanya menjauhi persoalan-persoalan politik Mesir
dan memusatkan perhatian pada bidang ilmiah dan sastra Arab. Di sanalaha ia
memberikan kuliah dan mengadakan diskusi.
Menurut
keterangan Muhammad Salam Madkur, para peserta terdiri atas orang-orang
terkemuka dalam bidang pengadilan, dosen-dosen, mahasiswa dari Al-Azhar serta
perguruan-perguruan tinggi lain, dan juga pegawai-pegawai pemerintah. Tetapi ia
tidak lama dapat meninggalkan lapangan politik. Di tahun 1876 turut campur
tangan Inggris dalam soal politik di Mesir makin meningkat.
Dari
Mesir Al-Afghani pergi ke Paris dan di sini ia mendirikan perkumpulan Al-’Urwah
Al-Wusqa. Anggotanya terdiri atas orang-orang Islam dari India, Mesir, Suria,
Afrika Utara dan lain-lain. Di antara tujuan yang hendak dicapai ialah
memperkuat rasa persaudaraan Islam, membela Islam dan membawa umat Islam kepada
kemajuan.
Sewaktu
di Eropa Al-Afghani mengadakan perundingan dengan Sir Randolp Churchil dan
Drummond Wolf tentang masalah Mesir dan tentang penyelesaian pemberontakan
Al-Mahdi di Sudan secara damai. Tetapi kedua usaha itu tidak membawa hasil.
Al-Afghani
dikenal sebagai orang yang menghabiskan hidupnya hanya demi kemajuan islam. Ia
rela beranjak dari suatu negara ke negara lainnya demi menyuarakan
pemikiran-pemikiran revolusionernya, tentunya demi mengangkat posisi dan
martabat Islam yang jauh tertinggal dari dunia barat.
Tetapi
pada itu tak boleh dilupakan bahwa kegiatan politik yang dijalankan Al-Afghani
sebenarnya didasarkan pada ide-idenya tentang pembaharuan dalam Islam.
Pemikiran pembaharuannya berdasar atas keyakinan bahwa Islam adalah yang sesuai
untuk semua bangsa, semua zama.
Dan semua keadaan, kalau kelihatan ada
pertentangan antara ajaran-ajaran Islam dengan kondisi yang dibawa perubahan
zaman dan perubahan kondisi, penyesuaian dan diperoleh dengan mengadakan
interpretasi baru tentang ajaran-ajaran Islam seeprti yang tercantum dalam
al-Qur`an dan Hadits. Untuk interpretasi itu diperlukan ijtihad dan pintu
ijtihad baginya terbuka.
D.
Pembaharuan
Jamaluddin Al-Afghani
1.
Bentuk
Negara dan Pemerintahan
Menurut
Al-Afghani, Islam menhendaki bahwa bentuk pemerintahan adalah republik. Sebab,
di dalamnya terdapat kebebasan berpendapat dan kepala negara harus tunduk
kepada Undang-Undang Dasar. Pendapat seperti ini baru dalam sejarah politik
Islam yang selama ini pemikirnya hanya mengenal bentuk khalifah yang mempunyai
kekuasaan absulot.
Pendapat
ini tampak dipengaruhi oleh pemikiran
barat, sebab barat lebih dahulu mengenal pemerintahan republik, meskipun pemahaman Al-Afghani tidak lepas terhadap prinsip-prinsip
ajaran Islam yang berkaitan dengan dengan kemasyarakatan dan kenegaraan.
Penafsiran
atau pendapat ersebut lebih maju dari Abduh yaitu Islam tidak menetapkan suatu
bentuk pemerintahan , maka bentuk demikianpun harus mengikuti masyarakat dalam
kehidupan materi dan kebebasan berpikir. Ini mengandung makna, bahwa apapun
bentuk pemerintahan, Abduh menghendaki suatu pemerintahan yang dinamis.
Pendapat
di atas mengisyaratkan bahwa sumber kekuasaan
menurut Al-Afghani adalah rakyat, karena dalam pemerintahan republik,
kekuasaan atau kedaulatan rakyat terlembaga dalam perwakilan rakyat yang
anggotanya dipilih oleh rakyat.
2.
Pan
Islamisme / Solidaritas Islam
Al-Afghani
menginginkan adanya persatuan umat Islam baik yang sudah merdeka maupun masih
jajahan. Gagasannya ini terkenal dengan Pan Islamisme. Ide besar ini
menghendaki terjalinnya kerjasama antara negara-negara Islam dalam masalah
keagamaan, kerjasama antara kepala negara Islam.
Dunia
Islam harus bersatu dalam persekutuan pertahanan yang kukuh, untuk
mempertahankan diri dari keruntuhan. Dan mencapai tujuan itu haruslah memiliki
teknologi Barat dan mempelajari rahasia kekuasaan Eropa. [6]
Kerjasama
itu menuntut adanya rasa tanggungjawab bersama dari tiap negara terhadap umat
Islam dimana saja mereka berada, dan menumbuhkan keinginan hidup bersama dalam
suatu komunitas serta mewujudkan kesejahteraan umat Islam.
Kesatuan
benar-benar menjadi tema pokok pada tulisan Al-Afghani. Ia menginginkan agar
umat Islam harus mengatasi perbedaan doktrin dan kebiasaan permusuhan.
Perbedaan sekte tidak perlu menjadi hambatan dalam politik, dan kaum muslimin
harus mengambil pelajaran dari contoh Jerman, yang kehilangan kesatuan
nasionalnya karena terlalu memandang penting perbedaan agama.
Bahkan
perbedaan besar dalam doktrin wilayah teluk, antara sunni dan syi’ah, dapat
dijembatani sehingga ia menyerukan
kepada bangsa Persia dan Afghan
supaya bersatu, meskipun yang pertama adalah syi’ah dan yang kedua
adalah bukan, dan selama masa-masa akhir hidupnya ia melontarkan ide
rekonsiliasi umum dari kedua sekte tersebut.
Meskipun
semua ide Al-Afghani bertujuan untuk
mempersatukan umat Islam guna menanggulangi penetrasi barat dan kekuasaan Turki
Usmani yang dipandangnya menyimpang dari Islam, tapi ide Pan-Islamnya itu tidak
jelas. Apakah bentuk-bentuk kerjasama tersebut dalam rangka mempersatukan umat
Islam dalam bentuk asosiasi, atau bentuk federasi yang dipimpin oleh seseorang atau badan yang mengkoordinasi
kerjasama tersebut, dan atau seperti negara persemakmuran di bawah negara
Inggris.
Sebab
ia mengetahui adanya kepala negara di setiap negara Islam. Tapi, menurut
Munawwir Sjadzali, Pan-Islamismenya
Al-Afghani itu adalah suatu asosiasi antar negara-negara Islam dan umat
Islam di wilayah jajahan untuk menentang kezaliman interen, para pengusaha
muslim yang lalim, menentang kolonialisme dan imperialisme barat serta
mewujudkan keadilan.
Menurut
Afghani, dalam ikatan itu eksistensi dan kemandirian masing-masing negara
anggota tetap diakui dan dihormati, sedangkan kedudukan para kepala negaranya,
apa pun gelarnya, tetap sama dan sederajat antara satu dengan yang lain, tanpa
ada satu pun dari mereka yang lebih ditinggikan.
Konsep Politik
dan Gagasan Pan-Islamisme Al-Afghani :
Selama
di Mesir Jamaluddin al-Afghani mengajukan konsep-konsep pembaharuanya, antara
lain yang pokoknya:
a.
Musuh utama adalah
penjajah (Barat).
b.
Ummat Islam harus
menentang penjajahan dimana dan kapan saja
c.
Untuk mencapai tujuan
itu ummat Islam harus bersatu (Pan-Islamisme).
Pan-Islamisme
bukan berarti leburnya kerajaan-kerajaan Islam menjadi satu, tetapi mereka
harus mempunyai satu pandangan bersatu dalam kerjasama. Persatuan dan kerjasama
merupakan sendi yang amat penting dalam Islam. Persatuan Islam hanya dapat
dicapai bila berada dalam kesatuan dan kembali kepada ajaran Islam yang murni
yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.
Untuk
mencapai usaha-usaha pembaharuan tersebut di atas:
a.
Rakyat harus
dibersihkan dari kepercayaan ketakhayulan.
b.
Orang harus yakin bahwa
ia dapat mencapai tingkat atau derajat budi luhur.
c.
Rukun iman harus
betul-betul menjadi pandangan hidup
d.
Setiap generasi umat
harus ada lapisan istimewa untuk memberikan pengajaran dan pendidikan pada
manusia agar disiplin.
Sebagai
seorang aktivis politik, nampaknya Al-Afghani lebih mantap dalam karya-karya
lisan (pidato) daripada dalam tulisan, sekalipun begitu, karya tulisnya yang
tidak terlalu banyak tetap mempunyai nilai besar dalam sejarah umat di zaman
modern.
Beberapa
tulisannya bernada pidato yang amat bersemangat, menggambarkan penilaiannya
tentang betapa mundurnya umat islam dibanding dengan bangsa eropa yang telah ia
saksikan.
Tulisan-tulisannya
yang tersebar dalam bahasa Arab dan persia telah mengilhami berbagai gerakan
revolusioner Islam melawan penjajahan dan penindasan barat.
Karena
pada dasarnya Al-Afghani adalah seorang revolusioner politik, ia mengemukakan
ide-idenya hanya dalam garis besar, berupa kalimat-kalimat yang bersemangat dan
ungkapan-ungkapan kunci, tanpa elaborasi intelektual yang lebih jauh.
Gagasan
pemikiran Jamaluddin Al-Afghani bersifat revival yang ingin mengembalikan suatu
ajaran islam pada asalnya atau kemurniannya dengan mengambil bentuk umat ideal
pada masa Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya yang bersifat modern dengan
menggabungkan ilmun pengetahuan dan teknologi serta filsafat dalam setiap pemahaman
konsep-konsep ajaran Islam.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sebagai seorang revolusioner
Muhammad Ali mempunyai keinginan untuk merubah Mesir layaknya Paris di belahan
bumi Eropa. Kemodernan sistem dan administrasi negara mulai digalakkan.
Sehingga jadilah Mesir ketika itu
sebagai sebuah negara maju dari segi ekonomi, pendidikan, dan sosial.
Muhammad Ali memperkuat kekuatannya dengan memajukan
negara dari segala lini kehidupan.
Kepercayaan yang dimilikinya
sebagai seorang Sultan Utsman mampu menggerakkan pemerintahan Mesir untuk
memodernisasikan kekuatan dan administrasi militer.
Sedangkan Pemikiran yang digagas
oleh Jamaluddin Al-Afghani awalnya berangkat dari kondisi umat islam yang
mengalami kemunduran dan mudah dipengaruhi oleh bangsa barat.
Namun demikian ide-ide cerdas dari
Jamaluddin Al-Afghani dapat memberikan suatu gambaran baru tentang pembaharuan
islam di bangsa arab maupun agama islam.
Jamaluddin Al-Afghani terkenal
sebagai sosok yang berkepribadian yang baik dan mudah bersosial maupun
berdiskusi dengan siapa saja. Gagasan pemikiran Jamaluddin Al-Afghani bersifat
revival yang ingin mengembalikan suatu ajaran islam pada asalnya atau
kemurniannya.
Dengan mengambil bentuk umat ideal
pada masa nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya yang bersifat modern dengan
menggabungkan ilmun pengetahuan dan teknologi serta filsafat dalam setiap pemahaman
konsep-konsep ajaran islam. Pemikiran Jamaluddin Al-Afghani selanjutnya
diteruskan oleh Muhammad abduh dan rasyid ridha serta para pengikut lainnya.
B. Saran
Sudah saatnya generasi selanjutnya
meneruskan gagasan Muhammad Ali Pasya dan Jamaluddin Al-Afghani. Melanjutkan
bukan berarti mengmabil sama persis apa yang dilakukan Muhammad Ali Pasya dan Jamaluddin Al-Afghani, situasi dan kondisi
saat ini sudah berbeda.
Langkah yang bijak yaitu dengan
ide-ide cemerlang, cerdas dan besar tersebut diambil sebagai semangat untuk
kemudian disamakan dengan kondisi saat ini.
Karena saat ini pada sisi manusia sebagai jiwa memiliki
kehidupan dengan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Sehingga
pilihan tersebut akan menghasilkan suatu karya moral dalam kehidupan.
[1] Harun Nasution, Islam Ditinjau
dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1992), hlm. 88-9.
[2] Cark Broklmaan, Tarikh al-Syu’ub
al-Islamiyat, (Beirut: Dar al-Ilm li al-Malayin, 1974), hlm. 543.
[3]Geogre Antonius, The Arab A
Wakening, (New York: Gardon Press, 1981), hlm. 21.
[4] Cark Broklmaan, Op. Cit., hlm. 543.
[5]Ibrahim Abu Lughat, Arabic
Rediscovery of Erupe, (Princeton: Princestan University Press, 1965), hlm.
36.
[6] Lothrop Stodard, Dunia Baru
Islam, Tim Penerjemah Kepresidenan, 1966, hlm.63.
How to Make Money From Bet365 – How to Make a Living
BalasHapusin the หาเงินออนไลน์ betting industry and to the top tipsters, you might know what they are tipping for a while
Gambling 101 Casino in Queens, NY - Mapyro
BalasHapusCasino Address, 915 Broadway, Queens, NY 10066. Directions, 815 Broadway, 청주 출장안마 Queens, 영천 출장샵 NY 10066, United States 상주 출장샵 of 원주 출장마사지 America (NY. United States) 안양 출장샵