Sabtu, 12 November 2016

Sejarah Umat Islam

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Berdasarkan perjalanan sejarah tercatat bahwa umat islam sejak adab XVII berada dalam masa kemunduran. Dimasa ini kekuatan militer dan politik umat Islam menurun. Di samping itu, para penguasa di negara-negara Islam dalam menjalankan roda pemerintahannya cenderung pada absolution ‘’King never does wrong’’, mereka memerintah sekendak hati, korup dan sangat membenci demokrasi.
Situasi diperpuruk lagi oleh penetrasi Barat, terutama Inggris dan Perancis ke dunia Islam. Cengkraman dan campur tangan Barat terhadap negara-negara Islam kian hari bertambah kuat. Pada tahun 1789 M., Napoleon menduduki Mesir, sebagai salah satu pusat Islam yang terpenting.
Jatuhnya pusat Islam ini ke tangan Barat, menginsafkan dunia Islam akan kelemahannya dan menyadarkan umat Islam bahwa Barat telah tumbuh peradaban yang lebih tinggi dari peradaban Islam dan yang merupakan ancaman bagi hidup Islam sendiri. [1]
Kondisi dunia Islam sangat memprihatinkan ini menggugah para raja dan pemuka-pemuka Islam untuk berpikir dan mencari solusi untuk mengembalikan kekuatan Islam. Pada masa klasik Islam sedang berada pada puncak kejayaan dan Barat dalam masa kegelapan, namun sekarang Islam dalam kondisi sebaliknya.
Maka untuk mencapai kekuatan yang setara dalam berbagai bidang kehidupan, Islam harus belajar dari Barat. Sebagaimana dulu Barat belajar dari Islam. Untuk merespon kondisi yang menyedihkan maka timbullah pemikuran-pemikiran dan pembaharuan di dunia Islam.
Nah, dari makalah yang saya buat ini kita akan mempelajari dua Tokoh cendikiawan yang peduli pada pemikiran dan pembaharuan guna memajukan kembali umat Islam, yaitu : Muhammad Ali Pasya dan Jamaluddin Al-Afghani.
Mereka seorang pemimpin politik dalam pembaharuan di dunia Islam pada masanya. Sebenarnya siapakah tokoh dari pembaharuan Islam ini ? Usaha apakah yang mereka lakukan dalam pembaharuan di dunia Islam? Ide-ide apa saja yang mereka lakukan untuk pembaharuan di dunia Islam ?

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Muhammad Ali Pasya
Muhammad Ali Pasya adalah tokoh pembaharuan di mesir yang dilahirkan pada  bulan Januari 1765  di Kavala Albania Yunani dekat pantai Macedonia dan meninggal di Mesir pada tahun 1849.
Sejak kecil ia harus bekerja membantu orang tuanya, sehingga ia tidak mendapatkan pendidikan yang layak dan baik. Sebelum memasuki dinas militer, Muhammad Ali pernah menjadi pedagang rokok, kemudian menjadi pegawai rendah di kantor pajak.[2]
Setelah memasuki dinas militer, ia menunjukan kecakapan , keberanian yang luar biasa sehingga pangkatnya cepat naik menjadi kolonel. Karena itulah ia dipercaya oleh Sultan Turki Utsmani untuk memagku jabatan panglima pendudukan Prancis.
Dan akhirnya ia beserta pasukannya berhasil mengusir tentara pendudukan Prancis dari Mesir pada tahun 1801 M. [3]Pada tahun 1805 M. Rakyat Mesir memilih dan mengangkat Muhammad Ali sebagai Gubernur Mesir.
Ketika pergi ke Mesir ia mempunyai kedudukan wakil perwira yang memimpin pasukan yang dikirim dari daerahnya. Setelah tentara prancis keluar dari Mesir di tahun 1801. Muhammad Ali turut memainkan peran penting dalam politik.
Mesir mulai mengalami ketenangan politik, khususnya setelah Muhammad Ali membantai sisa-sisa petinggi Mamluk pada tahun 1811, menurut cerita dari 470 kaum mamluk hanya seorang yang dapat melepaskan diri dengan melompat dari pagar istana kejurang yang ada di bukit Mukattan, kudanya mati tetapi ia selamat dengan pergi lari.
Kaum mamluk yang ada diluar Kairo kemudian diburu, mana yang dapat dibunuh dan sebagian kecil dapat melarikan diri ke Sudan pada akhirnya tahun 1811, kekuatan kaum mamluk di mesir telah habis.
Untuk memajukan Mesir, Muhammad Ali melakukan pembenahan ekonomi dan militer. Atas saran para penasihatnya, ia juga melakukan program pengiriman tentara untuk belajar di Eropa.
Pemerinthan Muhammad Ali pasya menandai permulan diferensiasi yang sebenarnya antara struktur politik dan ke agamaan di Mesir.
Keputusan-keputusan dan program-programnya ternyata sebagian besar telah menentukan jalannya sekulerisasi yang berlangsung selama satu setengah abad di Mesir.
Muhammad Ali berkuasa penuh. Ia telah menjadi wakil Sultan dengan resmi di Mesir dan rakyat sendiri tidak mempunyai organisasi dan kekuatan untuk menentang kekuasannya, ia pun bertindak sebagai diktator.
Ia diberikan kepercayaan sebagai pemimpin militer pada era Turki Utsmani dan menjadi seorang pemimpin tersohor kebanggaan negara Mesir, terutama dalam merevolusi negara tersebut  menjadi sebuah negara industri dan modern. Bahkan, orang Mesir sendiri mengenalnya sebagai seorang pahlawan.
Walaupun tidak dilahirkan di Mesir dan tidak berbahasa Arab, namun keinginannya untuk membangun dan meningkatkan sumber penghasilan ekonomi bagi negara Mesir sangat besar. Inisiatif, visi dan semangat yang dimilikinya tak mampu menandingi pahlawan-pahlawan lain yang sezaman dengannya
Dialah pendiri dinasti Mesir yang keturunannya memerintah Mesir sampai tahun 1952. dia muncul di Mesir tahun 1799 sebagai salah seorang diantara 300 orang anggota pasukan yang dikirim Albania atas perintah Sultan Utsmani untuk mengusir Perancis.
Pada awalnya ia berkedudukan sebagai penasehat komandan pasukan Albania, karena kecakapannya dalam memimpin maka ia diangkat menjadi komandan penuh. Setelah berhasil mengusir Napoleon dari Mesir, ia di angkat menjadi jendral tahun 1801.
 Pada bulan Nopember 1805 ia menjadi penguasa di Mesir dan bulan April 1806 ia di angkat menjadi Wali Negara Mesir dengan gelar Pasya.Setelah menduduki puncak kekuasaan di mesir, ia pun mulai memusnahkan pihak-pihak yang mungkin akan menentang kekuasaannya terutama kaum Mamluk.
Keberhasilan Muhammad Ali mengambil kekuasaan di Mesir tampaknya ditompang dari beberapa faktor, yaitu : Muhammad Ali mendapat dukungan dari rakyat Mesir. Dukungan ini ia peroleh karena rakyat Mesir menaruh rasa benci terhadap kaum Mamluk.
Kebencian mereka sebenarnya cukup beralasan, karena ketika kaum Mamluk berkuasa di Mesir, yang secara de facto sampai tahun 1798 M mereka telah melakukan pemungutan pajak secara kekerasan dan bahkan sering kali disertai dengan tabiat mereka yang kasar.

Dan keberhasilan pengambilalihan kekuasaan ialah karena pasukan yang dipimpinnya terdiri dari orang-orang Albania, [4] bukan orang-orang turki, yang memiliki disiplin dan ketaatan yang tinggi serta mendapatkan latihan yang baik dari seorang kolonel tentara Prancis yang masuk Islam.
B.     Pembaharuan Muhammad Ali

1.      Bidang Militer
Jatuhnya Mesir ke tangan Napoleon Bonaparte menyadarkan Muhammad Ali Pasha. Ia melihat kemajuan yang dicapai negara-negara Barat, terutama Perancis, begitu hebat. Kemajuan dalam teknologi peperangan membuat Perancis dengan mudah menguasai Mesir (1798-1802 M).
Setelah Perancis dapat diusir Inggris pada tahun 1802 M, Muhammad Ali Pasha mengundang Save, seorang perwira tinggi Perancis untuk melatih tentara Mesir.Sama hanya dengan raja-raja Islam lainnya, Ali Pasha juga mementingkan hal-hal yang berkaitan dengan kemeliteran, karena ia yakin bahwa kekuasaanyan dapat dipertahankan dan diperbesar dengan kekuatan militer.
Muhammad Ali Pasha juga mengundang para ahli militer barat untuk melatih angkatan bersenjata Mesir dan juga mengirim misi ke luar negeri (Eropa) guna mempelajari ilmu kemiliteran. Pada tahun 1815 M untuk pertama kalinya Mesir mendirikan Sekolah Militer yang sebagian besar instrukturnya didatangkan dari Eropa.
Tidak hanya itu, namun ia juga banyak mengimpor persenjataan buatan Eropa seperti buatan Jerman atau Inggris. Terinspirasi oleh pelatihan militer bangsa Eropa, Muhammad Ali kemudian melatih bala tentaranya berdasarkan “ Nidzam al-Jadid “ atau bisa disebut dengan peraturan baru.
Ia mengatur tentara-tentara Mesir dan mulai memperkuatkannya dengan menjadikan para petani luar daerah untuk mengikuti wajib militer. Upaya itu ternyata cukup berhasil untuk menjadikan kekuatan militer Mesir semakin berkembang.
2.      Bidang Ekonomi dan Sosial
Muhammad Ali Pasha sangat memahami bahwa di belakang kekuatan militer mesti harus ada kekuatan ekonomi yang sanggup membelanjai pembaharuan di bidang militer dan bidang-bidang yang bersangkutan dengan militer.
Jadi dua hal yang penting baginya, kemajuan ekonomi dan kekuatan militer, dan dua hal ini menghendaki pengetahuan atau ilmu-ilmu modern.
Salah satu dampak perkembangan ekonomi tersebut adalah ekspor kapas ke negara Eropa. Hal itu sangat menguntungkan, karena adanya angsuran terhadap para petugas administrasi yang dijadikan sebagai salah satu titik poin keuntungan bagi Mesir. Selain itu wisatawan asing juga turut menyumbangkan pendapatan bagi devisa negara.
Pengambil alihan pemilikan tanah oleh negara dan hasilnya dipergunakan untuk kepentingan pembangunan negara. Harta kaum Mamluk yang telah dimusnahkannya dirampas, demikian pula dengan harta-harta orang kaya di Mesir berada di bawah kekuasaannya.
Untuk meningkatkan perkembangan ekonomi Muhammad Ali Pasha juga membangun sistem irigasi, sehingga hasil pertanian menjadi lebih baik. Karena Mesir adalah negara pertanian, di samping memperbaiki irigasi lama ia juga mengandalkan irigasin baru, memasukkan penanaman kapas dari India dan Sudan dan mendatangkan ahli pertanian dari Eropa untuk memimpin pertanian.
Dalam tatanan sosial Muhammad Ali Pasha mengubah pengaturan administrasi bagi penduduk desa dan kota dengan sistem yang lebih modern. Pembangunan prasarana masyarakat umum mulia digalakkan, seperti pembangunan Rumah Sakit, sekaligus mendatangkan beberapa dokter spesialis untuk menangani problematika penduduk setempat. Hal itu tidak lain adalah sebagai bentuk kekhawatiran Ali Pasha terhadap kesejahteraan penduduk desa yang mengikuti wajib militer.
3.      Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan walaupun ia buta huruf, namun ia menaruh perhatian besar pada perkembangan ilmu. Hal ini terbukti dengan dibentuknya kementrian pendidikan. Setelah itu didirikan Sekolah Militer tahun 1815 M, Sekolah Teknik tahun 1816 M, Sekolah Kedokteran tahun 1827 M, Sekolah Pertanian dan Apoteker tahun 1829 M, Sekolah Pertambangan tahun 1834 M dan Sekolah Penerjemah tahun 1839 M.
Dengan didirikannya sarana pendidikan seperti di atas tidak berarti semua persoalan sudah selesai. Tetapi muncul persoalan, bagaimana cara menarik minat calon pelajar memasuki sekolah-sekolah yang ada, terutama non militer. Pada tahap awal mereka tidak hanya dibebaskan membayar uang sekolah, tapi juga diberi uang saku sekadarnya.
Lebih dari itu, setelah mereka lulus, diberi kesempatan menjadi pegawai pemerintah. [5]Selain itu, ia juga banyak mengirim pelajar ke Perancis untuk belajar pengetahuan berupa sains dan teknologi Barat di Perancis.
Menurut catatan sejarah ia mengirim 311 pelajar Mesir ke Italia, Perancis, Inggris dan Austria dengan mengambil disiplin keilmuan yang beragam seperti kemiliteran, ilmu administrasi, arsitek, kedokteran dan obat-obatan.
Selain mendirikan beberapa sekolah dan mengirim pelajar ke luar ia juga melakukan penerjemahan  buku-buku terbitan Eropa dalam skala yang besar. Di samping mendelegasikan pelajar Mesir ke Eropa ia juga mendatangkan guru-guru agung Eropa untuk mengajar di sekolah-sekolah yang telah ia bangun.
Muhammad Ali juga menerbitkan majalah berbahasa Arab pertama kalinya yang diterbitkan tahun 1828 M, ia menamainya dengan majalah " al-Waqa'i al-Mishriyah" (Berita Mesir). Majalah ini digunakan rezim Muhammad Ali sebagai organ resmi pemerintah.
Inilah pembahasan singkat mengenai Muhammad Ali pasha, begitu banyak peninggalan termegah Muhammad Ali yang bisa kita lihat di perbukitan Jabal Muqatam, ia dengan mengerahkan desainer Yunani bernama Yusuf Bushnak akhirnya berhasil membuat Masjid indah dengan corak menara Turki yang berwarna putih perak.
Jika kita amati, masjid ini terbuat dari bahan marmer yang menawan, maka tidak heran jika mayoritas penduduk Mesir menamainnya sebagai masjid Alabaster. Di dalam masjid inilah  jasad Muhammad Ali dikuburkan, meskipun ia meninggal di Alexandria.
Jasa lain Muhammad Ali adalah melakukan renovasi benteng Sholahuddin yang dibangun pertama kali oleh pahlawan Perang Salib muslim, Sholahuddin al-Ayyubi. Dalam hal ini, ia banyak melakukan perbaikan tembok-tembok yang sudah runtuh baik yang berada didalam maupun diluar.
Kemudian, ia juga membangun sebuah istana keluarga yang dapat kita nikmati jika kita melewati Babal-Qullah. Pada tahun 1949 istana ini dijadikan museum oleh Raja Faruq.Dalam sejarahnya Mesir dibagi menjadi dua bagian; Kuno dan Modern. Dengan peradabannya yang telah dimulai sejak 7000 tahun yang silam, ia termasuk salah satu diantara negara yang menempati urutan papan atas, tujuan wisata dunia.
Maka tidak heran jika setiap jengkal tanahnya yang kita pijak merupakan saksi sejarah yang memberikan cerita sendiri. Begitulah kira-kira diskripsi sejarahnya. Muhammad Ali Pasha yang dianggap sebagai pendiri Mesir Modern, kekuasaannya saat itu meliputi Sudan dan Syiria. Bahkan pasukannya pun ikut berperang bersama ke Sultanan Usmani di Yunani, Asia Kecil, hingga ke Eropa Timur.



C.    Jamaluddin Al-Afghani
Jamaluddin Al-Afghani adalah seorang pemimpin pembaharuan dalam Islam yang tempat tinggal dan aktivitasnya berpindah dari satu negara Islam ke negara Islam lain. Pengaruh terbesar ditinggalkannya kalau uraian mengenai pemikiran dan aktivitasnya dimasukkan ke dalam bagian tentang pembaharuan di Mesir.
Jamaluddin Al-Afghani lahir di Afghanistan pada tahun 1839 dan meninggal dunia di Istambul di tahun 1897. Di tahun 1864 ia menajdi penasehat Sher Ali Khan. Beberapa tahun kemudian ia diangkat oleh Muhammad A’zam Khan menjadi Perdana Menteri.
Pada itu Inggris telah mulai mencampuri soal politik dalam negeri Afghanistan dan dalam pergolokan yang terjadi Al-Afghani memilih pihak yang melawan golongan yang disokong Inggris. Pihak pertama kalah dan Al-Afghani merasa lebih aman meninggalkan tanah tempat lahirnya dan pergi ke India di tahun 1869.
Di India ia juga merasa tidak bebas bergerak karena negara ini telah jatuh ke bawah kekuasaan Inggris, dan oleh karena itu ia pindah ke Mesir di tahun 1871. Ia menetap di Cairo dan pada mulanya menjauhi persoalan-persoalan politik Mesir dan memusatkan perhatian pada bidang ilmiah dan sastra Arab. Di sanalaha ia memberikan kuliah dan mengadakan diskusi.
Menurut keterangan Muhammad Salam Madkur, para peserta terdiri atas orang-orang terkemuka dalam bidang pengadilan, dosen-dosen, mahasiswa dari Al-Azhar serta perguruan-perguruan tinggi lain, dan juga pegawai-pegawai pemerintah. Tetapi ia tidak lama dapat meninggalkan lapangan politik. Di tahun 1876 turut campur tangan Inggris dalam soal politik di Mesir makin meningkat.
Dari Mesir Al-Afghani pergi ke Paris dan di sini ia mendirikan perkumpulan Al-’Urwah Al-Wusqa. Anggotanya terdiri atas orang-orang Islam dari India, Mesir, Suria, Afrika Utara dan lain-lain. Di antara tujuan yang hendak dicapai ialah memperkuat rasa persaudaraan Islam, membela Islam dan membawa umat Islam kepada kemajuan.
Sewaktu di Eropa Al-Afghani mengadakan perundingan dengan Sir Randolp Churchil dan Drummond Wolf tentang masalah Mesir dan tentang penyelesaian pemberontakan Al-Mahdi di Sudan secara damai. Tetapi kedua usaha itu tidak membawa hasil.
Al-Afghani dikenal sebagai orang yang menghabiskan hidupnya hanya demi kemajuan islam. Ia rela beranjak dari suatu negara ke negara lainnya demi menyuarakan pemikiran-pemikiran revolusionernya, tentunya demi mengangkat posisi dan martabat Islam yang jauh tertinggal dari dunia barat.

Tetapi pada itu tak boleh dilupakan bahwa kegiatan politik yang dijalankan Al-Afghani sebenarnya didasarkan pada ide-idenya tentang pembaharuan dalam Islam. Pemikiran pembaharuannya berdasar atas keyakinan bahwa Islam adalah yang sesuai untuk semua bangsa, semua zama.
 Dan semua keadaan, kalau kelihatan ada pertentangan antara ajaran-ajaran Islam dengan kondisi yang dibawa perubahan zaman dan perubahan kondisi, penyesuaian dan diperoleh dengan mengadakan interpretasi baru tentang ajaran-ajaran Islam seeprti yang tercantum dalam al-Qur`an dan Hadits. Untuk interpretasi itu diperlukan ijtihad dan pintu ijtihad baginya terbuka.
D.    Pembaharuan Jamaluddin Al-Afghani

1.      Bentuk Negara dan Pemerintahan
Menurut Al-Afghani, Islam menhendaki bahwa bentuk pemerintahan adalah republik. Sebab, di dalamnya terdapat kebebasan berpendapat dan kepala negara harus tunduk kepada Undang-Undang Dasar. Pendapat seperti ini baru dalam sejarah politik Islam yang selama ini pemikirnya hanya mengenal bentuk khalifah yang mempunyai kekuasaan absulot.
Pendapat ini tampak dipengaruhi  oleh pemikiran barat, sebab barat lebih dahulu mengenal pemerintahan republik, meskipun  pemahaman Al-Afghani tidak lepas terhadap prinsip-prinsip ajaran Islam yang berkaitan dengan dengan kemasyarakatan dan kenegaraan.
Penafsiran atau pendapat ersebut lebih maju dari Abduh yaitu Islam tidak menetapkan suatu bentuk pemerintahan , maka bentuk demikianpun harus mengikuti masyarakat dalam kehidupan materi dan kebebasan berpikir. Ini mengandung makna, bahwa apapun bentuk pemerintahan, Abduh menghendaki suatu pemerintahan yang dinamis.
Pendapat di atas mengisyaratkan bahwa sumber kekuasaan  menurut Al-Afghani adalah rakyat, karena dalam pemerintahan republik, kekuasaan atau kedaulatan rakyat terlembaga dalam perwakilan rakyat yang anggotanya dipilih oleh rakyat.
2.      Pan Islamisme / Solidaritas Islam
Al-Afghani menginginkan adanya persatuan umat Islam baik yang sudah merdeka maupun masih jajahan. Gagasannya ini terkenal dengan Pan Islamisme. Ide besar ini menghendaki terjalinnya kerjasama antara negara-negara Islam dalam masalah keagamaan, kerjasama antara kepala negara Islam.
Dunia Islam harus bersatu dalam persekutuan pertahanan yang kukuh, untuk mempertahankan diri dari keruntuhan. Dan mencapai tujuan itu haruslah memiliki teknologi Barat dan mempelajari rahasia kekuasaan Eropa. [6]
Kerjasama itu menuntut adanya rasa tanggungjawab bersama dari tiap negara terhadap umat Islam dimana saja mereka berada, dan menumbuhkan keinginan hidup bersama dalam suatu komunitas serta mewujudkan kesejahteraan umat Islam.
Kesatuan benar-benar menjadi tema pokok pada tulisan Al-Afghani. Ia menginginkan agar umat Islam harus mengatasi perbedaan doktrin dan kebiasaan permusuhan. Perbedaan sekte tidak perlu menjadi hambatan dalam politik, dan kaum muslimin harus mengambil pelajaran dari contoh Jerman, yang kehilangan kesatuan nasionalnya karena terlalu memandang penting perbedaan agama.
Bahkan perbedaan besar dalam doktrin wilayah teluk, antara sunni dan syi’ah, dapat dijembatani sehingga ia menyerukan  kepada bangsa Persia dan Afghan  supaya bersatu, meskipun yang pertama adalah syi’ah dan yang kedua adalah bukan, dan selama masa-masa akhir hidupnya ia melontarkan ide rekonsiliasi umum dari kedua sekte tersebut.
Meskipun semua ide Al-Afghani bertujuan  untuk mempersatukan umat Islam guna menanggulangi penetrasi barat dan kekuasaan Turki Usmani yang dipandangnya menyimpang dari Islam, tapi ide Pan-Islamnya itu tidak jelas. Apakah bentuk-bentuk kerjasama tersebut dalam rangka mempersatukan umat Islam dalam bentuk asosiasi, atau bentuk federasi yang dipimpin oleh  seseorang atau badan yang mengkoordinasi kerjasama tersebut, dan atau seperti negara persemakmuran di bawah negara Inggris.
Sebab ia mengetahui  adanya kepala negara  di setiap negara Islam. Tapi, menurut Munawwir Sjadzali, Pan-Islamismenya  Al-Afghani itu adalah suatu asosiasi antar negara-negara Islam dan umat Islam di wilayah jajahan untuk menentang kezaliman interen, para pengusaha muslim yang lalim, menentang kolonialisme dan imperialisme barat serta mewujudkan keadilan.
Menurut Afghani, dalam ikatan itu eksistensi dan kemandirian masing-masing negara anggota tetap diakui dan dihormati, sedangkan kedudukan para kepala negaranya, apa pun gelarnya, tetap sama dan sederajat antara satu dengan yang lain, tanpa ada satu pun dari mereka yang lebih ditinggikan.
Konsep Politik dan Gagasan Pan-Islamisme Al-Afghani :
Selama di Mesir Jamaluddin al-Afghani mengajukan konsep-konsep pembaharuanya, antara lain yang pokoknya:

a.       Musuh utama adalah penjajah (Barat).
b.      Ummat Islam harus menentang penjajahan dimana dan kapan saja
c.       Untuk mencapai tujuan itu ummat Islam harus bersatu (Pan-Islamisme).
Pan-Islamisme bukan berarti leburnya kerajaan-kerajaan Islam menjadi satu, tetapi mereka harus mempunyai satu pandangan bersatu dalam kerjasama. Persatuan dan kerjasama merupakan sendi yang amat penting dalam Islam. Persatuan Islam hanya dapat dicapai bila berada dalam kesatuan dan kembali kepada ajaran Islam yang murni yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.
Untuk mencapai usaha-usaha pembaharuan tersebut di atas:
a.       Rakyat harus dibersihkan dari kepercayaan ketakhayulan.
b.      Orang harus yakin bahwa ia dapat mencapai tingkat atau derajat budi luhur.
c.       Rukun iman harus betul-betul menjadi pandangan hidup
d.      Setiap generasi umat harus ada lapisan istimewa untuk memberikan pengajaran dan pendidikan pada manusia agar disiplin.
Sebagai seorang aktivis politik, nampaknya Al-Afghani lebih mantap dalam karya-karya lisan (pidato) daripada dalam tulisan, sekalipun begitu, karya tulisnya yang tidak terlalu banyak tetap mempunyai nilai besar dalam sejarah umat di zaman modern.
Beberapa tulisannya bernada pidato yang amat bersemangat, menggambarkan penilaiannya tentang betapa mundurnya umat islam dibanding dengan bangsa eropa yang telah ia saksikan.
Tulisan-tulisannya yang tersebar dalam bahasa Arab dan persia telah mengilhami berbagai gerakan revolusioner Islam melawan penjajahan dan penindasan barat.
Karena pada dasarnya Al-Afghani adalah seorang revolusioner politik, ia mengemukakan ide-idenya hanya dalam garis besar, berupa kalimat-kalimat yang bersemangat dan ungkapan-ungkapan kunci, tanpa elaborasi intelektual yang lebih jauh.
Gagasan pemikiran Jamaluddin Al-Afghani bersifat revival yang ingin mengembalikan suatu ajaran islam pada asalnya atau kemurniannya dengan mengambil bentuk umat ideal pada masa Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya yang bersifat modern dengan menggabungkan ilmun pengetahuan dan teknologi serta filsafat dalam setiap pemahaman konsep-konsep ajaran Islam.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Sebagai seorang revolusioner Muhammad Ali mempunyai keinginan untuk merubah Mesir layaknya Paris di belahan bumi Eropa. Kemodernan sistem dan administrasi negara mulai digalakkan.
Sehingga jadilah Mesir ketika itu sebagai sebuah negara maju dari segi ekonomi, pendidikan, dan sosial.
Muhammad Ali memperkuat kekuatannya dengan memajukan negara dari segala lini kehidupan.
Kepercayaan yang dimilikinya sebagai seorang Sultan Utsman mampu menggerakkan pemerintahan Mesir untuk memodernisasikan kekuatan dan administrasi militer.
Sedangkan Pemikiran yang digagas oleh Jamaluddin Al-Afghani awalnya berangkat dari kondisi umat islam yang mengalami kemunduran dan mudah dipengaruhi oleh bangsa barat.
Namun demikian ide-ide cerdas dari Jamaluddin Al-Afghani dapat memberikan suatu gambaran baru tentang pembaharuan islam di bangsa arab maupun agama islam.
Jamaluddin Al-Afghani terkenal sebagai sosok yang berkepribadian yang baik dan mudah bersosial maupun berdiskusi dengan siapa saja. Gagasan pemikiran Jamaluddin Al-Afghani bersifat revival yang ingin mengembalikan suatu ajaran islam pada asalnya atau kemurniannya.
Dengan mengambil bentuk umat ideal pada masa nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya yang bersifat modern dengan menggabungkan ilmun pengetahuan dan teknologi serta filsafat dalam setiap pemahaman konsep-konsep ajaran islam. Pemikiran Jamaluddin Al-Afghani selanjutnya diteruskan oleh Muhammad abduh dan rasyid ridha serta para pengikut lainnya.

B.     Saran

Sudah saatnya generasi selanjutnya meneruskan gagasan Muhammad Ali Pasya dan Jamaluddin Al-Afghani. Melanjutkan bukan berarti mengmabil sama persis apa yang dilakukan Muhammad Ali Pasya dan  Jamaluddin Al-Afghani, situasi dan kondisi saat ini sudah berbeda.
Langkah yang bijak yaitu dengan ide-ide cemerlang, cerdas dan besar tersebut diambil sebagai semangat untuk kemudian disamakan dengan kondisi saat ini.
Karena saat ini  pada sisi manusia sebagai jiwa memiliki kehidupan dengan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Sehingga pilihan tersebut akan menghasilkan suatu karya moral dalam kehidupan.


[1] Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1992), hlm. 88-9.
[2] Cark Broklmaan, Tarikh al-Syu’ub al-Islamiyat, (Beirut: Dar al-Ilm li al-Malayin, 1974), hlm. 543.
[3]Geogre Antonius, The Arab A Wakening, (New York: Gardon Press, 1981), hlm. 21.
[4] Cark Broklmaan, Op. Cit., hlm. 543.
[5]Ibrahim Abu Lughat, Arabic Rediscovery of Erupe, (Princeton: Princestan University Press, 1965), hlm. 36.
[6] Lothrop Stodard, Dunia Baru Islam, Tim Penerjemah Kepresidenan, 1966, hlm.63. 

2 komentar:

  1. How to Make Money From Bet365 – How to Make a Living
    in the หาเงินออนไลน์ betting industry and to the top tipsters, you might know what they are tipping for a while

    BalasHapus
  2. Gambling 101 Casino in Queens, NY - Mapyro
    Casino Address, 915 Broadway, Queens, NY 10066. Directions, 815 Broadway, 청주 출장안마 Queens, 영천 출장샵 NY 10066, United States 상주 출장샵 of 원주 출장마사지 America (NY. United States) 안양 출장샵

    BalasHapus